MASJID Asal, sebuah masjid tua yang diperkirakan berusia 800 tahun di Desa Penampaan, Kecamatan Blangkejeren, Gayo Lues, kondisinya memprihatinkan. Beberapa bagian bangunan seperti kayu keras berukir kerawang Gayo yang menjulang ke atas bubungan masjid berukuran sekitar 10 x 10 meter itu, sudah jatuh dan dimakan rayap.
"Baru saja jatuhnya," ujar seorang warga kepada ATJEHPOSTcom di Desa Penampaan Gayo Lues, Selasa dini hari, 22 Juli 2013 lalu.
Bukan hanya tiang berusia ratusan tahun yang jatuh, tambur masjid juga mulai rusak dan sedang diperbaiki. Sedangkan peninggalan lainnya seperti Alquran dan bawar disimpan khusus oleh sepuh dan penjaga masjid sebagai bentuk penyelamatan.
"Nenek kami juga tidak tahu sejarah masjid ini, jadi kami tidak bisa menjelaskannya," ujar beberapa orang tua ketika ditanyakan sejarah masjid tua itu.
Masjid Asal sekarang berada tersendiri di sebelah kanan masjid utama yang baru dibangun belakangan. Posisi Masjid Asal persis di sebelah sebuah sungai jernih. Di depan pintu masjid ada sumur yang oleh warga disebut sumur yang tidak pernah kering.
Di dinding utama terdapat beberapa foto masjid tempo dulu. Pada sebuah foto tertulis Masjid Asal berdiri tahun 1214 masehi. "Tanggal itu hasil penelitian arkeolog Jepang," ujar masyarakat.
Masjid Asal dibangun menggunakan pondasi batu yang dilekatkan tanah. Setengah bangunannya terbuat dari tanah dan papan. Atapnya daun rumbia.
Di depan ada sebuah pintu papan berukuran sekitar 1,70 x 1 meter yang berukir pahat bergambar kerawang Gayo. Begitu juga papan depan yang melapisi dinding ikut diukir kerawang Gayo. Konon ceritanya masjid ini terkait dengan Wali Songo melalui Sunan Bonang.[](ma)
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.