Reporter : Moch. Andriansyah

Politik kartel ala Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) tiba-tiba beredar di Youtube. Tujuh video yang diunggah "Pemilu Bersih" itu, menceritakan bagaimana Saifullah Yusuf atau Gus Ipul merayu partai gurem untuk mendukung KarSa di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2013.Tak urung, Aliansi Partai Non Parlemen (APNP) Jawa Timur-pun kembali bersuara lantang, menyikapi beredarnya tujuh video di Youtube yang diberi judul: "Politik Kartel di Pilkada Jatim" ini.Berdalih di bulan suci ini, APNP Jawa Timur tidak ingin dikotori oleh orang-orang tertentu yang sengaja ingin merusak bulan Ramdhan. Terlebih lagi memunculkan isu-isu politik yang mendiskreditkan bakal calon pasangan di Pilgub Jawa Timur yang akan digelar 29 Agustus mendatang itu."Saya tahu rekaman itu. Rekaman itu merupakan pertemuan yang digelar di Hotel Sultan Jakarta. Pertemuan itu diprakarsai oleh Sutiyoso pada April 2013 lalu, setelah PKPI dinyatakan lolos menjadi peserta pemilu 2014," ungkap Koordinator APNP Jawa Timur, Djaelani saat dikonfirmasi Jumat (12/7) malam.Ketua DPD Partai Barnas Jawa Timur ini juga mengaku sangat menyayangkan adanya pihak-pihak tertentu yang sengaja memperkeruh suasana kondusif jelang Pilgub dengan cara mengunggah rekaman pertemuan antara tim sukses pasangan Khofifah Indar Parawansah-Herman S Sumawiredja (BerKah) dengan pengurus Parpol pengusung dan Parpol non-pengusung di Youtube hanya untuk mendiskreditkan pasangan calon lainnya.Menurutnya, pengakuan dari sejumlah Parpol yang seolah-olah mendiskreditkan pasangan KarSa adalah wajar. Karena mereka ingin menunjukkan dukungannya kepada Khofifah sekaligus untuk menaikkan bargaining politiknya kepada Khofifah."Dahlan juru bicara PDP usai pertemuan itu, mengaku pada saya hadir karena disuruh ketua umum. Tapi PDP tetap mendukung KarSa karena bargaining politik yang ditawarkan tidak disepakati oleh Khofifah," jelas DjaelaniNamun jika dirunut sejarah, lanjut dia, justru APNP Jawa Timur yang merasa kecolongan dan didzolimi. Karena sejak jauh hari, APNP Jawa Timur yang beranggotakan 23 Parpol non-kursi sudah mendukung KarSa dan sudah diserahkan ke KPU Jawa Timur pada 13 Februari lalu, meski tahapan Pilgub belum dimulai."PPNUI, PMB, PK, PKPI, PKPB yang menyebrang ke Khofifah-Herman itu, awalnya mendukung KarSa. Jadi justru APNP Jatim yang dicopet. Kalau ada orang yang bilang KarSa merebut Parpol pendukung Khofifah, itu justru memutarbalikkan fakta," tegas DjaelaniApa yang tengah dilakukan APNP Jatim saat ini adalah, masih menurut dia, bagian dari upaya mempertahankan agar 23 Parpol non-kursi yang sudah mendukung KarSa tidak mengalihkan dukungan hanya karena iming-iming uang."Tak ada makan siang gratis dalam politik, apalagi Parpol non-parlemen tidak bisa ikut Pemilu 2014. Jadi kalau mereka mengalihkan dukungan, secara logika itu karena diiming-imingi imbalan yang lebih besar. Jadi yang gunakan politik kartel itu siapa? Anda sudah bisa menebak sendiri tentunya."Berdasarkan data APNP Jawa Timur, seperti yang diungkap Djaelani, DPW PPNUI Jawa Timur memberikan dukungan ke KarSa tertanggal 26 Januari 2013. PMB Jawa Timur tertanggal 5 Januari 2013, PK Jawa Timur tertanggal 23 Januari 2013, PKPI Jawa Timur tertanggal 24 Januari, dan PKPB Jawa Timur tertanggal 27 Januari 2013. "Namun, mereka menyebrang ke Khofifah setelah menyatakan dukungannya ke KarSa," tandasnya.
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.