
SEINFOMU.BLOGSPOT.COM
Spiritual ihsan sebenarnya sudah menjadi watak Muhammadiyah sejak pertama kali dilahirkan.JAKARTA - Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di nusantara diharapkan menjadi juru kemudi yang membawa umat pada kejayaan Islam. Bidang dakwah yang digarap Muhammadiyah sudah masuk ke berbagai aspek kehidupan masyarakat seharusnya juga menjadi alternatif dan solusi dari berbagai macam persoalan kekinian umat.Hal itulah yang ditekankan Ketua PP Muhammadyah Din Syamsuddin. Menurut Din, sebutan dunia internasional untuk umat Islam Indonesia, khususnya Muhammadiyah, adalah sebagai the largest Islamic organization. Sebutan itu harusnya bisa menunjukkan kualitas di samping kuantitas."Kita tidak hanya besar secara kuantitas, tapi harus juga besar secara kualitas. Bukan hanya tergolong kepada golongan aktsara 'amala (banyak amal ibadahnya), namun juga ahsana 'amala (berkualitas amal ibadahnya)," papar Din dalam ceramah pembukaan Pengkajian Ramadhan Muhammadiyah yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Prof Hamka, Kampung Rambutan, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (15/7).Pengkajian Ramadhan Muhammadyah yang berlangsung tiga hari, mulai dari 15 hingga 17 Juli 2013 tersebut mengusung tema " Etika Muhammadiyah dalam Spiritual Ikhsan yang Berkemajuan Perspektif Praksis ".
Sebanyak 450 perwakilan pimpinan Muhammadiyah di 33 wilayah Muhammadiyah di seluruh Indonesia hadir dan menetap di kompleks Uhamka.Din mengharapkan, tema itu bisa menghantarkan para pengurus Muhammadiyah menerapkan spiritual ihsan dalam menjalankan bidang-bidang usaha Muhammadiyah. "Tema inilah yang ingin kita angkat lagi. Karena, jujur saja, nilai-nilai ihsan ini telah terkuras seiring berputarnya zaman. Jadi, kita inginkan nilai-nilai yang dulu hidup di Muhammadiyah dapat kembali dimanifestasikan dan diinterpretasikan," kata Din.Saat ini, bidang usaha dan gerakan Muhammadiyah hampir mencakup seluruh lini kehidupan umat Islam. Mulai dari pelayanan pendidikan, kesehatan, sosial, pemberdayaan ekonomi, serta berbagai aspek lainnya. Menurut Din, semua itu haruslah didasari oleh spiritual ihsan. Spiritual ihsan sebenarnya sudah menjadi watak Muhammadiyah sejak pertama kali dilahirkan oleh KH Ahmad Dahlan.Muhammadiyah dari dahulu juga dikenal sebagai gerakan yang memadukan ide dan aksi. Jadi, bukan hanya sebatas konsep dan nilai spiritual, tapi yang terpenting adalah pengamalan dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
"Ibadah bagi Muhammadiyah kalau dikatakan, seperti metode sufisme atau tasawuf maka Muhammadiyah adalah tasawuf yang modern," kata Din.Dalam rangkaian acara Pengkajian Ramadhan Muhammadyah, ada bazar yang menjual buku-buku keagamaan, aksesori ibadah, serta busana Muslimah di pelataran kampus Uhamka. "Panitia sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Alhamdulillah persiapannya bisa dikatakan sudah 95 persen," kata ketua panitia acara, Prof Dr Suyatno, yang tak lain adalah rektor Universitas Hamka.Suyatno mengatakan, peserta yang datang dari 33 perwakilan wilayah di Indonesia hampir semuanya hadir. Peserta ditampung di asrama mahasiswa Uhamka yang berlokasi tak jauh dari tempat acara. "Asrama kita mempunyai daya tampung 450 orang. Semua fasilitas sudah kita siapkan, siap menyambut tamu-tamu kita dari petinggi Muhammadiyah," jelas Suyatno.Acara yang dimulai tepat setelah shalat Ashar itu dibuka dengan pembacaan ayat suci Alquran, menyanyikan lagu "Indonesia Raya", dan lagu himne Muhammadiyah yang berjudul "Sang Surya". Selanjutnya, Din Syamsuddin tampil memberikan tausiyah kepada seluruh peserta. Acara dilanjutkan dengan dialog dan tanya jawab. Setelah berbuka puasa, acara dilanjutkan dengan ramah tamah.
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.