Hi, guest ! Welcome to Seinfomu. | Lowongan CPNS | Ebook CPNS | Register | Sign In

Kamis, 18 Juli 2013

Ulama Yakin Partai Islam Menangkan Pemilu 2014


Citizen6, Jakarta: Melorotnya suara partai Islam di sejumlah survey tidak membuat sejumlah ulama pesimistis. Menurut mereka, mayoritas umat Islam tetap akan menjatuhkan pilihan politiknya kepada partai berbasis Islam pada Pemilu 2014 mendatang.


Namun, untuk mencapai kemenangan itu tidak mudah. Partai-partai Islam diharapkan terus membangun komunikasi politik dan memperbaiki citra politik di depan umat. Selain itu, partai berbasiskan Islam juga harus semakin intensif memberi pencerahan kepada umat bahwa politik merupakan bagian dari syariah yang diatur agama.


"Islam itu adalah agama dan negara. Jadi tidak perlu diberikan dikotomi antara keduanya. Umat Islam wajib menegakkan keduanya. Pemahaman ini harus disosialisasikan di masjid dan pengajian agar umat tidak alergi terhadap politik," demikian disampaikan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia, KH. Kholil Ridwan, dalam seminar bertema Respon Politik Gerakan Islam pada Pemilu 2014 di kampus UIN Syarif Hidayatullah, Rabu sore (17/7/2013).


Senada dengan Ridwan, Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Alkhathath menambahkan kemenangan itu bisa dicapai dengan sikap percaya diri partai Islam terhadap ideologi dan asasnya sendiri. Dia menyayangkan sikap sejumlah Partai Islam yang menurutnya tergiur menarik diri ke "tengah" semata demi kepentingan pasar politik di Indonesia.


"Saya pernah bilang kalau partai Islam menarik diri ke tengah menjadi moderat maka tidak ada lagi gunanya, bubarkan saja. Partai Islam itu ya ada di kanan. Jangan terbujuk oleh hasil analisis atau survey yang menyebut kemenangan hanya bisa diperoleh dengan cara menarik ideologi ke 'tengah', seperti partai terbuka. Partai Islam harus bangga dengan identitas politiknya," seru Alkhathath dengan berapi-api.


Sementara itu, pengamat komunikasi politik Gun Gun Heryanto menyebut mimpi sejumlah tokoh Islam itu merupakan hal yang wajar. Namun, ia mengingatkan agar partai Islam mampu membuat diferensiasi dengan partai nasionalis. Gun Gun pun menyarankan agar partai Islam mampu memberi tawaran tokoh yang bisa merepresentasikan kepentingan publik, khususnya umat Islam.


"Diferensiasi perilaku politik di kalangan partai Islam itu sangat penting. Partai Islam dituntut untuk tidak berperilaku elitis dan koruptif. Karena inilah yang menjadi sumbatan komunikasi politik. Perilaku transaksional pun harus dijauhi oleh partai Islam. Dalam sejumlah survei faktanya suara keterpilihan partai Islam diprediksi akan menurun pada 2014, apalagi paska bergulirnya kasus korupsi yang melibatkan elit partai Islam," jelas Gun Gun di tempat yang sama.


Masykurudin Hafidz dari Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi tersebut mengiyakan pendapat Gun Gun. Menurut data faktual yang dimiliki oleh lembaganya, pemilih partai Islam berkurang secara signifikan. Bahkan, ia menduga potret politik Islam pada Pemilu 2014 akan suram.


"Dari data yang ada, setiap Pemilu dilakukan sejak tahun 1955 hingga di masa reformasi, pilihan politik terhadap partai Islam mengalami penurunan. Bahkan, kekuatan politik Islam pada Pemilukada selama tahun 2007 menunjukkan kemangan partai Islam tidak lebih dari 7%. Para pemimpin dan tokoh Islam seharusnya memainkan peran penting dalam melakukan sosialisasi gagasan dan ideologi terhadap masyarakat agar partisipasi politik umat bisa terus meningkat," ujar Masykur menjelaskan. (ARS/kw)


Dicky Sopyan adalah pewarta warga.Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media, kuliner dan lainnya ke citizen6@liputan6.com


Share this article now on :

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.