Hi, guest ! Welcome to Seinfomu. | Lowongan CPNS | Ebook CPNS | Register | Sign In

Jumat, 19 April 2013

Domain .ML Gratis Dari Negara Mali

Meski saat ini peringkat domain Mali hanya menempati urutan ke-177 di dunia, kurang dari setengah penduduknya memiliki telepon genggam, dan hanya empat persen dari seluruh warga Mali memakai Internet, namun saat ini Mali bisa menjadi salah satu tujuan Internet paling populer di dunia setelah menjadi negara Afrika pertama yang memberikan domain gratis.

Surat kabar the Guardian melaporkan, Mali kemarin mengumumkan nama domainnya yakni .ML, yang saat ini baru digunakan kurang dari 50 situs aktif, akan digratiskan mulai Juli mendatang. Langkah ini diharapkan dapat membawa investasi dari luar dan dapat mendorong sektor bisnis bagi warga Mali.

"Kami sangat bangga bisa menjadi negara pertama di Afrika yang akan memberikan nama domain gratis," kata Manajer Umum Agence des Technologies de l'Information et de la Communication (AGETIC), Moussa Dolo. "Dengan memberikan nama domain gratis kepada pengguna Internet di seluruh dunia, maka hal ini dapat menempatkan kembali Mali di peta dunia. Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa ada peluang fantastis yang negara kami tawarkan."

Domain baru ini dioperasikan oleh Freedom Registry, sebuah perusahaan yang juga telah mengoperasikan nama domain lainnya yakni .TK, sebuah domain bagi sebuah wilayah kecil di Pasifik Selatan dengan populasi kurang dari 2.000 jiwa yakni Tokelau.

"Jika Anda melihat pengalaman dari Tokelau, kebanyakan yang mendaftar untuk domain .TK berasal dari Turki. Ini lantaran mengikuti dengan huruf yang menjadi bagian negara itu," ujar Joost Zuurbier dari Freedom Registry.

Nantinya, mereka yang berminat domain .ML diharapkan datang dari sejumlah negara, termasuk dari Ibu Kota Manila di Filipina dan Malaysia, yang tertarik lantaran memiliki persamaan di antara huruf dari nama negara mereka.

"Saya pikir proses pendaftaran gratis domain .ML adalah ide yang baik dan bisa memberikan nilai positif bagi Mali yang saat ini memang sangat memerlukan hal itu," ujar Tim Katlic, pendiri dan redaktur situs yang memantau perkembangan Internet di negara-negara Afrika yakni oAfrica.com. Dia menjelaskan saat ini Mali memang mengalami pertumbuhan Internet yang stabil.

"Tetapi pada kenyataannya saya pikir hal ini tidak akan berjalan seperti yang diharapkan. Sebab pengguna Internet di Mali belum siap untuk menciptakan konten, mereka juga terbatas dalam penggunaan komputer desktop, kurangnya pendapatan untuk membayar layanan penyedia web bahkan jika domain itu gratis, dan masih bergantung pada situs media sosial internasional bukan lokal," ucap Katlic.

Namun, Freedom Registry menyatakan Mali nantinya akan mendapat tambahan pendapatan dari langkah ini, yakni dengan pendapatan iklan dari domain yang dibagi antara perusahaan dan pihak berwenang Mali.
Share this article now on :

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.